Derita Petani Garam di Musim Panen
BeritakuDotCom, Istana168 - Datangnya musim panen seharusnya menjadi hari yang bahagia. Namun, bagi petani garam di Palu, Sulawesi Tengah, musim panen yang datang tahun ini ialah penderitaan. Sudah tiga bulan terakhir, panen petani di tambak garam Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, tidak berbanding lurus dengan keuntungan. Semakin banyak stok garam petani, semakin sepi pula peminatnya.
baca juga : Pimpinan KPK Serahkan Mandat ke Jokowi, Ngabalin: Kekanak-kanakan!.
Bahkan, saat ini garam jatuh di harga terendah, yakni Rp150 ribu per karung isi 50 kilogram (kg) untuk kualitas nomor satu, sedangkan untuk garam kualitas nomor dua Rp100 ribu per karung isi yang sama.
Hal ini diakui petani tidak seperti biasanya. Pasalnya, baru kali ini masa panen begitu panjang, sedangkan peminat sepi. “Sebelumnya kualitas nomor satu Rp250 ribu per karung isi 50 kg. Untuk kualitas nomor satu Rp150 ribu,” aku salah satu petani Syahruddin, 48, kepada Media Indonesia, Minggu (18/8).
baca juga : Dicemooh Suporter PSG, Neymar Justru Cetak Gol Kemenangan.
Sepinya peminat garam bukan tanpa alasan. Selain karena banyaknya stok di tingkat petani dan pengecer, kondisi pasar juga belum stabil.
Belum lagi ditambah stok garam dari luar provinsi yang masih banyak tersisa di tingkat pengecer. “Ini kita panen, sedangkan stok sisa garam dari Makassar, Sulawesi Selatan, belum habis dijual pengecer. Makanya yang ada sekarang menumpuk hasil panen,” ungkap petani lainnya, Roni Dahli, 56, terpisah.
baca juga : Keluarga Elvy Sukaesih Sebut Haedar Depresi Sejak Anaknya Meninggal.
Meski sepi peminat, ratusan petani garam di Kelurahan Talise terus menggarap lahan. Mereka berusaha tidak putus asa selain juga karena tidak banyak pilihan lain.
Mereka berharap, jika perekonomian mulai membaik beberapa pekan ke depan, harga garam pasti kembali normal. “Ini kan ekonomi belum begitu normal pascabencana, kami maklumi. Terus tambak ini juga belum lama digarap, mungkin pedagang dari luar daerah belum tahu makanya belum ada yang datang membeli,” imbuh Roni.
baca juga : Menteri LHK: 4 Perusahaan Milik Singapura dan Malaysia Terlibat Kebakaran Hutan.
Garam Talise merupakan garam biji yang tidak hanya dijadikan sebagai penyedap makanan, tetapi juga dijadikan campuran pupuk dan campuran makanan hewan ternak. Garam ini memiliki kualitas asin yang baik. Tidak mengherankan, garam ini dipasarkan hingga ke luar daerah, seperti Mamuju, Sulawesi Barat, Samarinda, Kalimantan Timur, Gorontalo, Manado, dan Sulawesi Utara. (M-1)
baca juga : Pimpinan KPK Serahkan Mandat ke Jokowi, Ngabalin: Kekanak-kanakan!.
Bahkan, saat ini garam jatuh di harga terendah, yakni Rp150 ribu per karung isi 50 kilogram (kg) untuk kualitas nomor satu, sedangkan untuk garam kualitas nomor dua Rp100 ribu per karung isi yang sama.
Hal ini diakui petani tidak seperti biasanya. Pasalnya, baru kali ini masa panen begitu panjang, sedangkan peminat sepi. “Sebelumnya kualitas nomor satu Rp250 ribu per karung isi 50 kg. Untuk kualitas nomor satu Rp150 ribu,” aku salah satu petani Syahruddin, 48, kepada Media Indonesia, Minggu (18/8).
baca juga : Dicemooh Suporter PSG, Neymar Justru Cetak Gol Kemenangan.
Sepinya peminat garam bukan tanpa alasan. Selain karena banyaknya stok di tingkat petani dan pengecer, kondisi pasar juga belum stabil.
Belum lagi ditambah stok garam dari luar provinsi yang masih banyak tersisa di tingkat pengecer. “Ini kita panen, sedangkan stok sisa garam dari Makassar, Sulawesi Selatan, belum habis dijual pengecer. Makanya yang ada sekarang menumpuk hasil panen,” ungkap petani lainnya, Roni Dahli, 56, terpisah.
baca juga : Keluarga Elvy Sukaesih Sebut Haedar Depresi Sejak Anaknya Meninggal.
Meski sepi peminat, ratusan petani garam di Kelurahan Talise terus menggarap lahan. Mereka berusaha tidak putus asa selain juga karena tidak banyak pilihan lain.
Mereka berharap, jika perekonomian mulai membaik beberapa pekan ke depan, harga garam pasti kembali normal. “Ini kan ekonomi belum begitu normal pascabencana, kami maklumi. Terus tambak ini juga belum lama digarap, mungkin pedagang dari luar daerah belum tahu makanya belum ada yang datang membeli,” imbuh Roni.
baca juga : Menteri LHK: 4 Perusahaan Milik Singapura dan Malaysia Terlibat Kebakaran Hutan.
Garam Talise merupakan garam biji yang tidak hanya dijadikan sebagai penyedap makanan, tetapi juga dijadikan campuran pupuk dan campuran makanan hewan ternak. Garam ini memiliki kualitas asin yang baik. Tidak mengherankan, garam ini dipasarkan hingga ke luar daerah, seperti Mamuju, Sulawesi Barat, Samarinda, Kalimantan Timur, Gorontalo, Manado, dan Sulawesi Utara. (M-1)
JACKPOT | BERITA DUNIA | BERITA INDONESIA | BERITA BLOGSPOT | BERITA POLITIK | BERITA HARI INI | BERITA TERBARU | KABAR HARI INI | BERITA TERKINI | BERITA NASIONAL | BERITA BOLA | BERITA TOGEL | BERITA CASINO | BERITA POKER | BERITA ONLINE | BERITA POPULER | BERITA TERUPDATE | BERITA VIRAL | 15 SEPTEMBER 2019
Leave a Comment